Kurikulum muatan lokal sejauh ini hanya dikenal dengan sajian
materi kedaerahan, yang didalamnya hanya memuat beberapa tata cara
mengenai kehidupan disuatu daerah tertentu. Muatan lokal pada
hakikatnya lebih dari sekedar kajian kedaerahan yang dikenal selama ini,
akan tetapi realistik mencakup segala aspek yang dibutuhkan dalam
masyarakat atau daerah yang bersangkutan.
Untuk mengetahui lebih pasti mengenai definisi kurikulum
muatan lokal, dibawah ini adalah sebagaian definisi yang dikemukakan
oleh para ahli pendidikan dalam memaknai kurikulum muatan lokal,
diantaranya sebagai berikut:
a) Ibrahim dan Karyadi mengatakan bahwa kurikulum muatan lokal
adalah pengembangan bahan mata pelajaran yang materinya berupa
benda- benda mahkuk hidup, kejadian alam atau peristiwa, dan budaya
yang ada dalam lingkungan geografis tertentu.
b) Hamid Syarif menyebut kurikulum muatan lokal sebagai mata
pelajaran
tambahan sebagai satu kesatuan program pengajaran jenjang tertentu yang
isi sajiannnya disesuaikan dengan keadaan lingkungan
atau kebutuhan, akan tetapi tidak boleh mengurangi materi pelajaran
inti.8
c) Nana Sudjana sependapat dengan surat keputusan No. 0412/1987 yang
menyatakan bahwa, kurikulum muatan lokal adalah program
pendidikan yang isi dan penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan
alam, sosial, budaya dan kebutuhan daerah yang wajib dipelajari oleh
murid di daerah tersebut.
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, muatan
lokal adalah sebuah pengembangan kurikulum yang isi materinya berupa
materi yang berdasar pada kebutuhan masyarakat sekitar lembaga
pendidikan. Tujuaannya adalah untuk mengembangkan potensial siswa
atau peserta didik agar dapat terampil serta mampu memahami
kondisional yang ada dilingkungannya.
Pengembangan serta penerapan muatan lokal dilembaga
sepenuhnya diatur oleh lembaga masing- masing, dengan memanfaatkan
otonomi pendidikan yang diwujudkan melalui sistem MBS (manajemen
berbasis sekolah).10 Dalam MBS sekolah diberikan wewenang
sepenuhnya dalam pengelolahan manajerial lembaganya, khususnya
dalam bidang pengembangan kurikulum yang di dalamnya memuat
muatan lokal.
Dalam menentukan arah dan sasaran muatan lokal, sekolah
harus melihat kondisi serta kebutuhan masyarakat sekitarnya, selanjutnya
menentukan bahan materi serta pengalokasian waktu yang berdiri sendiri
atau terjadwal sebagaimana materi pelajaran lain. Hai ini dikarenakan
muatan lokal dalam pelaksanaannya termasuk kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan potensi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
daerah.
Sumber:
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2134759-pengertian-muatan-lokal/#ixzz2CfS03uhV
MERAKIT AMPLIFIER 600 W RMS ( dengan box: BELL HK-201 )
PERSIAPAN MERAKIT AMPLIFIER 600 WATT
- BOX AMPLI merk BELL HK 201, ( komplet + aksesoris ).
- POWER MODULE AMPLIFIER 600 W, disini saya menggunakan rangkaian PCB
merk NELC ( mono-mono ) dan saya gunakan transistor Powernya Merk TOSHIBA 2SA1943 , 2SC5200.
- TRAFO 5 AMPERE.
- ELCO 6800 MF 50 V ( 4 buah )
- DIODE BRIGDE KOTAK
- TONE CONTROL 324-HK-201 Merk NELC.
- PROTECTOR SPEAKER
- ELCO 2200MF 25 V (2X), ELCO 470MF 25V (2X), IC 7812/7912 Dan IN 4002 (4X), ini untuk power suplay tone control.
Pertama ambil box amplifiernya ukur untuk tata letak TRAFO, POWER,
ELCO DAN PROTECTOR. Kemudian buat lubang untuk baut ( di bor ) sesuai
dengan komponen tersebut diatas.
Langkah berikutnya pasang Trafo, pasang dengan baut dan dan sambung dengan input
arus AC 220 v
melalui Tombol / Saklar utama jangan lupa skring pengaman juga
dipasang. Lakukan pengukuran pada output arus ac dari Trafo dengan
menyalakan trafo tanpa diode/elco. Setelah oke pasang diode brigde
dengan elco 6800 mf ( ini perwer suplay untuk Power ampli), sambung dari
ouput trafo 25 v s/d 35 v, dan juga pasang diode IN 4002 dan elco 2200mf 25v ( untuk power suplay tone control), sambung dari output trafo 12v s/d 18v.
Setelah pemasangan power suplay selesai kini giliran kita mengukur
tegangan output DC yaitu untuk power ampli +35v dan -35v, untuk tone
control +12v dan -12v.
Untuk langkah berikutnya pasang power modulnya (
POWER AMPLI 600 W)
sambung input arusnya dengan power suplay, kemudian test dengan
memasang sepeaker di outputnya dan nyalakan!. kemudian test teganganya
setelah oke, kemudian sentuh kedua input audionya dengan jari tangan
apabila terdengar suara seperti dengung, berarti OKE.
Untuk langkah berikutnya pasang tone control dengan menempelkan /
memasukan potensio ke lubang panel depan ampli dan pasang mur
potensionya untuk mengencangkan. Kemudian sambung input tegangan ke
power suplay, sambung output audio ke input power module dan sambung
juga input audio ke input
SOKET RCA dengan melalui
ROTARI SWICTH . Jangan lupa test juga dengan audio ( dari
DVD PLAYER atau yang lainnya).
Langkah selanjutnya pasang speaker protector, sambung input arus dari
trafo 18 v ac, sambung input dari power module dan output ke terminal
speaker out. setelah itu lakukan pengetesan dengan menyalakan
protector, biasanya lampu indikator akan berkedip lalu berhenti dan
relay akan menyala.
Kemudian test lagi dengan memakai multi tester ( pada skala ohm x1 untuk input dan output protector).
Kemudian test semua rangkaian dengan memasukan audio ke Amplifier dan
juga pasang Loudspeaker, apabila sudah terdengar suara nyaring / bening (
tidak krepek-krepek ) berarti AMPLIFIER 600W sudah jadi.
SELAMAT MENCOBA.
Kurikulum muatan lokal sejauh ini hanya dikenal dengan sajian
materi kedaerahan, yang didalamnya hanya memuat beberapa tata cara
mengenai kehidupan disuatu daerah tertentu. Muatan lokal pada
hakikatnya lebih dari sekedar kajian kedaerahan yang dikenal selama ini,
akan tetapi realistik mencakup segala aspek yang dibutuhkan dalam
masyarakat atau daerah yang bersangkutan.
Untuk mengetahui lebih pasti mengenai definisi kurikulum
muatan lokal, dibawah ini adalah sebagaian definisi yang dikemukakan
oleh para ahli pendidikan dalam memaknai kurikulum muatan lokal,
diantaranya sebagai berikut:
a) Ibrahim dan Karyadi mengatakan bahwa kurikulum muatan lokal
adalah pengembangan bahan mata pelajaran yang materinya berupa
benda- benda mahkuk hidup, kejadian alam atau peristiwa, dan budaya
yang ada dalam lingkungan geografis tertentu.
b) Hamid Syarif menyebut kurikulum muatan lokal sebagai mata
pelajaran
tambahan sebagai satu kesatuan program pengajaran jenjang tertentu yang
isi sajiannnya disesuaikan dengan keadaan lingkungan
atau kebutuhan, akan tetapi tidak boleh mengurangi materi pelajaran
inti.8
c) Nana Sudjana sependapat dengan surat keputusan No. 0412/1987 yang
menyatakan bahwa, kurikulum muatan lokal adalah program
pendidikan yang isi dan penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan
alam, sosial, budaya dan kebutuhan daerah yang wajib dipelajari oleh
murid di daerah tersebut.
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, muatan
lokal adalah sebuah pengembangan kurikulum yang isi materinya berupa
materi yang berdasar pada kebutuhan masyarakat sekitar lembaga
pendidikan. Tujuaannya adalah untuk mengembangkan potensial siswa
atau peserta didik agar dapat terampil serta mampu memahami
kondisional yang ada dilingkungannya.
Pengembangan serta penerapan muatan lokal dilembaga
sepenuhnya diatur oleh lembaga masing- masing, dengan memanfaatkan
otonomi pendidikan yang diwujudkan melalui sistem MBS (manajemen
berbasis sekolah).10 Dalam MBS sekolah diberikan wewenang
sepenuhnya dalam pengelolahan manajerial lembaganya, khususnya
dalam bidang pengembangan kurikulum yang di dalamnya memuat
muatan lokal.
Dalam menentukan arah dan sasaran muatan lokal, sekolah
harus melihat kondisi serta kebutuhan masyarakat sekitarnya, selanjutnya
menentukan bahan materi serta pengalokasian waktu yang berdiri sendiri
atau terjadwal sebagaimana materi pelajaran lain. Hai ini dikarenakan
muatan lokal dalam pelaksanaannya termasuk kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan potensi yang sesuai dengan keadaan dan kebutuhan
daerah.
Sumber:
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2134759-pengertian-muatan-lokal/#ixzz2CfS03uhV
Sumber : WAHYU LIZMAN SAPUTRA
Read more: http://dapur-tutorial.blogspot.com/2012/11/cara-membuat-read-more-otomatis-di-blog.html#ixzz2DILMekhB